Kau kenal perjalanan kisah Nabi
Yusuf? Salah satu fragmen monumentalnya adalah ketika dia di penjara. Ada apa
dengan penjara? Lantas, kenapa dia di penjara? Dalam penjara itulah Nabi Yusuf
a.s melejitkan potensi yang di milikinya. Yusuf di penjara bukan karena suatu
tindakan kriminal, melainkan karena korban fitnah menolak ajakan mesum imraatul
aziz atau permaisuri tuannya Zulaikha.
“Penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka kepadaku.”
Begitulah
kata Nabi Yusuf yang di abadikan dalam Q.S Yusuf ayat 33.
Menurut Ibnu Taimiyah, penolakan
Yusuf terhadap ajakan mesum imraatul aziz tersebut merupakan momentum
kebangkitan dan kesuksesan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:
“Kesabaran
Nabi Yusuf a.s untuk tidak menuruti kemauan permaisuri tuannya lebih sempurna
daripada kesabarannya ketika ia di campakkan oleh saudara- saudaranya dalam
lubang sumur.”
Sebab, kesabaran untuk menjauhi
maksiat adalah sabar karena pilihannya. Zulaikha itu cantik, terlebih lagi
posisinya sebagai permaisuri. Sedangkan Yusuf yang masih bujang, muda dan
bergelora jiwa mudanya serta belum memiliki wanita pendamping. Yusuf juga orang
asing di tempat itu dan biasanya orang asing tidak memiliki rasa malu untuk
berbuat sesuatu di daerah perantauannya yang biasanya malu ketika berada di
tengah- tengah teman atau kenalannya. Yusuf juga seorang budak pada saat itu,
dan tentu seorang budak kontrol seperti dirinya yang berbeda dengan orang yang
sudah merdeka, sementara yang mengajaknya berzina adalah seorang wanita cantik
yang mempunyai kedudukan tinggi. Pada saat itu pula, tidak ada seorang
pengawas, dan wanita itulah yang berkeinginan kuat untuk mengajaknya berzina.
Di sisi lain dia juga mengancamnya dengan penjara yang menghinakannya. Nah,
meskipun dengan sebab- sebab itu, Yusuf bersabar karena lebih memilih jalan dan
mengedepankan pahala yang ada di sisi Allah. Bagaimana kesabaran seperti ini
bisa dikatakan lebih kecil daripada kesabarannya ketika di campakkan dalam
sumur yang tentu itu bukan atas dasar pilihannya tetapi kenyataan yang harus ia
terima?
Begitulah Madrasah Nabi Yusuf yang
menyejarah. Sebuah kisah dari masa silam yang menjadikan pelajaran untuk hidup
di masa sekarang. Lantas, ketika zaman sekarang zina merajalela, ta’aruf
bertopeng pacaran serta seks bebas yang marak di Indonesia yang katanya sebagai
negara Islam terbesar didunia, bayi- bayi di temukan tewas mengenaskan di tong-
tong sampah (Tak tahukah kau, perasaan Ibu Nabi Musa a.s yang akan menghayutkan anaknya itu, hingga berlelehan
airmatanya dan perasaan berkecamuk dalam dadanya?) Kenapa saat ini, demi
menutupi aib karena kepentingannya sendiri yang egois, bayi- bayi tak berdosa
itu di buang dan parahnya ada yang di bunuh! Tidakkah kalian pahami kisah Nabi
Yusuf tadi? Sebuah kisah yang diturunkan Allah untuk dijadikan pembelajaran,
untuk di pahami bukan di jadikan kisah masa lalu yang terlupakan.
Lantas,
bagaimana semua ini berasal? Bagaimana semua ini akan bermuara? Jika kita
tengok di zaman sekarang ini, pacaran yang tadinya adalah budaya barat lantas
kau melakukannya, tidakkah kau mengikuti ajaran suatu kaum?
Dari
Ibnu Umar Radiyallahu’anhuma ia berkata: Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum,
maka ia akan termasuk golongan mereka.”
(H.R Abu Daud, Hadist ini di nilai shahih oleh Ibnu Hibban).
Nafsu
itu membelenggumu, jangan jadikan di sesembahan yang menjadikanmu menjauh dari
Tuhanmu. Allah Yang Maha Mengetahui, maka dari itu Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati
zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan
yang buruk.” (Q.S Bani Isra’il [17]:32)
Ingatlah,
mendekati zina saja tidak di perbolehkan oleh Allah, mengapa kau masih
berkubang di dalamnya? Semoga Allah mengampuni kita semua dan di segerakan
hidayah-Nya kepada kita. Aamiin.
Wallahu’alam
bishawab.
Referensi:
Solikhin Abu Izzudin- Zero To Hero
Visit blog pribadi admin : goresan-asa.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar