Welcome for MABA JAK J
Gimana nih pengalaman organisasi kalian semua? Ada yang
pernah ikut OSIS? Atau Organisasi lain? Pasti udah pada tau dong suka dukanya
berorganisasi???
Nah... di kampus JAK tercinta ini ada organisasi
namanya Sentra Kerohanian Islam (SKI) AL-A’Laa. Berorganisasi di kampus lebih
mandiri, berbeda dengan OSIS di SMA yang guru-gurunya masih turut membantu. Disini
semua akan di ulas, manajemen kuliah dan organisasi khususnya berorganisasi
dunia-akherat รจ Dakwah!
Seorang mahasiswa akan memperoleh nilai tambah, jika
ia tidak hanya sibuk dengan nilai akademis tetapi juga aktif berorganisasi. Mengapa
dikatakan nilai tambah? Karena dengan berorganisasi, ia bakal terbiasa
bekerjasama dengan orang lain ( work as a team ), memiliki
jiwa kepemimpinan (work as a leader) , terbiasa bekerja dengan
manajemen ( work with management ). Di masa depan, skill
tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia yang sebenarnya. Tetapi
kadang seorang mahasiswa aktivis organisasi menemui kendala dalam membagi waktu
antara kuliah dan organisasi. Ada beberapa tips yang dapat diterapkan:
1. Tentukan atau renungi kembali visi hidupmu
Visi adalah pandangan ke depan yang menggambarkan jadi
apa kamu kelak. Misi adalah hal-hal yang dilakukan untuk mencapai visi. Visi
adalah jawaban atas pertanyaan,
"Apa yang paling penting bagimu?", "Apa
yang memberi makna dalam hidupmu?", "Kamu ingin jadi apa dan apa yang
ingin kamu lakukan dalam hidupmu?" Jadi, bila visimu adalah
"Mahasiswa Plus", memang seharusnya kamu merencanakan dan mengatur
segalanya
2. Aturlah hal-hal berikut:
a. Waktu.
Biasakan memenej perencanaan waktu. Buatlah
jadwal kuliah dan kegiatan organisasi dalam satu timeline yang detail - baik
hari, jam, dan tempatnya. Kamu bisa menulisnya di ponsel atau di buku
agenda.
b. Prioritas
• Kuadran I:
Dahulukan yang penting dan mendesak, yaitu: krisis,
pekerjaan-pekerjaan yang memiliki deadline, sakit atau kecelakaan-dan harus
segera ke dokter, dsb.
• Kuadran II:
Penting tapi tidak mendesak. Ini adalah kuadran
kualitas. Perencanaan jangka panjang, mengantisipasi dan menanggulangi
masalah-masalah, memberi wewenang pada orang lain, memperluas cakrawala
berpikir (membaca buku, surfing internet), membangun hubungan sosial (menengok
orang sakit, menghadiri undangan perkawinan, dll).
• Kuadran III:
Bayang-bayang dari Kuadran I. Kuadran ini
seesungguhnya, tidak penting tetapi kadang penting lagi mendesak. Kuadran
III adalah kuadran tipuan. Jangan salah nilai! Kita sering mengira
aktivitas tertentu adalah aktivitas Kuadran I yang mana kadang terlihat
mendesak, padahal tidak (telepon yang berdering, suara sms, kunjungan tamu
dadakan). Kalaupun penting, mungkin untuk orang lain - but
might be not for you.
• Kuadran IV:
Kuadran pemborosan. Ini terjadi karena kita
sering terjebak pada Kuadran I dan III sehingga kita sering melarikan diri ke
Kuadran IV untuk bertahan; nonton TV / VCD / main game sampai kecanduan,
membaca novel picisan hingga "muak", ngerumpi tanpa batas.
Cobalah senantiasa mencermati prioritasmu dan usahakan
selalu berada di Kuadran II dan sekali di Kuadran I-jika memang sangat
mendesak. Jangan tertipu dan terjebak di Kuadran III dan IV.
c. Komunikasi.
Biasakan bersikap dan berkomunikasi asertif. Contoh:
besok, kamu menghadapi ujian semester. Akan tetapi, kamu juga memiliki
agenda rapat yang - tampaknya-mendesak.Dalam situasi ini, kamu harus berani
mengatakan tidak-tapi tetap dalam koridor kesantunan. Tes semester adalah
Kuadran I, sedangkan rapat organisasi, bisa jadi, penting bagi orang lain, tapi
mungkin tidak bagimu. Rapat bisa diganti waktu lain, namun tes semester
tidak bisa.
d. Jangan menunda pekerjaan.
Menunda pekerjaan adalah kebiasaan buruk dan tidak
bertanggung jawab yang menyebabkan kita sering terjebak pada Kuadran I secara
membabibuta. Kita bisa tiba-tiba merasa semua pekerjaan pada deadline-nya. Padahal
jika kita terbiasa mencicil pekerjaan-pekerjaan yang dipercayakan atau
dibebankan pada kita, tidak akan berakhir sedemikian naasnya. Biasakanlah
setiap hari: membaca kembali kuliah yang diberikan dosen, meringkas buku diktat
kuliah, merencanakan kegiatan setiap hari. Meski terasa berat di awal,
namun kamu bakal memetik hasil yang menyenangkan di bagian akhir dalam hidupmu,
Insya Allah.
Sumber: Annida, No.8/XVII, April 2008
Rubrik Studia bersama psikolog Setiawati Intan Savitri
Rubrik Studia bersama psikolog Setiawati Intan Savitri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar