Minggu, 20 Maret 2011

bukan pria idaman

Manusia sejati sejatinya adalah makhluk langka. Begitu banyak ujian dan rintangan untuk menjadi seorang idaman sejati. Kebalikannya yang bukan idaman malah tersebar kemana – mana. Inilah yang akan kita bahas. Siapakan pria yang tidak pantas menjadi idaman dan tambatan hati?, semoga dengan izin Allah kami dapat mengungkapkannya pada tulisan ini.
Ciri pertama : Akidahnya Amburadul
Diantara ciri pria semacam ini adalah ia tidak punya prinsip bahwa jika cinta ditolak, maka dukun pun bertindak. Jika sukses dan lancar dalam bisnis, maka iapun menggunakan jimat – jimat. Ingin buka usaha pun ia menggunakan penglarisan. Jika berencana nikah, harus menghitung hari baik terlebih dahulu. Yang jadi kegemarannya agar hidup lancar adalah mempercayai ramalan bintang agar senantiasa PD dalam melangkah.
Inilah cirri pria yang tidak pantas dijadikan idaman. Akidah yang ia miliki sudah jelas akidah yang rusak. Ibnul qayyim mengatakan “ barang sia[pa yang hendak meninggikan bangunannnya maka hendaknya dia mengokohkan pondasinya dan memberikan perhatian penuh terhadapnya. Sesungguhnya kadar tinggi bangunan yang bisa ia bangun sebanding dengan kekuatan pondasi yang dia buat, amalan manusia ibarat bangunan dan pondasinya adalah iman”. Perhatikan ini.!
Cirri kedua : menyia – nyiakan Sholat.
Tidak sholat jamaah di masjid juga menjadi cirri pria bukan idaman. Padahal sholat jamaah di masjid adalah suatu kewajiban. Diriwayatkan dari abu huraira. Suatu ketika ada seorang tua yang buta yang menanyakan kepada rosullullah tentang apakah ia diperbolehkan tidak sholat berjamaah dan sholat dirumah. Dan rosul pun menjawab “ apakah kamu mendengar adzan ?” ia menjawab : ‘’ya”, kemudian rosul bersabda “penuhilah panggilan itu” (HR. muslim)
Kemudian sibuta kembali bertanya “wahai rosul, dimadinah banyak sekali tanaman dan binatang buas “ . sekali lagi rosul menjawab. “apakah kau mendengar seruan adzan hayya ‘ alash sholah, hayya a’alal falah? Jika iya, penuhilah panggialn seruan adzan tersebut”. (HR. Abu daud. Shahih). Imam syafi’I sendiri mengatakan, “ adapun sholat berjamaah , aku tidak member keringanan bagi siapapun untuk meninggalkannya kecuali bila ada udzur. ( Ash sholah wa hukmu Tarikhia)
jika pria pria yang menyia – nyiakan sholat berjamaah saja bukan pria idaman, bagaimana dengan yang tidak melaksanakan sholat sendirian maupun berjamaah ?
ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya mengatakan “ kaum muslimin tidaklah berselisih pendapat bahwa meninggalkan sholat wajib dengan sengaja adalah dosa besar dan dosanya lebih besar dari pada membunuh, merampas harta dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman allah serta mendapat kehinaan di dunia dan akhirat.

Cirri ketiga : sulit menundukan pandangan
Allah ta’ala berfirman “ katakanlah kepada orang laki – laki yang berima: hendaknya mereka menahan pandangan dan menjaga kemaluannya: yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS. An Nur :30)
Maka sungguh allah telah mengetahui isi hati orang yang bertindak kurang ajar. Ibnu abbas mengatulisanakan, “allah itunmengetahui setiap mata yang memandang apakah ia khianat ataukah tidak”.
Cirri keempat : senangnya berdua – duaan
Inilah sikap pria yang tidak baik. Sering mengajak pasangannya yang bukan mukhromnya untuk berdua – duaan. Dari ibnu abbas “ janganlah seorang laki – laki berduaan dengan seorang wanita, kecuali dengan makhromnya: ( HR. Bukhari). Dalam hadis lain “ janganlah seorang laki – laki berduaan dengan seorang wanita tidak halal baginya, karena sesungguhnya yang ketiga adalah syaitan, kecuali bersama makhromnya(HR. Ahmad)
Cirri kelima : tangan suka usil
Ini juga bukan cirri pria idaman. Tangannya suka usil menyalami wanita yang tidak halal baginya. Rossulullah pun ketika berbaiat dan kondisi lain tidak pernah menyentuh tangan wanita yang tidak halal baginya.
Cirri keenam : tanpa arah yang jelas
Rosul bersabda “ seseorang dianggap telah berdosa jika ia menyia- nyiakan orang yang telah menjadi tanggungannya”. (HR. Muslim. ) criteria pria idaman adalah bertanggung jawab terhadap istrinya dalam hal nafkah. Sehingga seorang pria harus mempunyai jalan hidup yang jelas dan tidak boleh ia hidup tanpa arah sampai ia menyia – nyiakan tanggungannya. Sejak dini ataupun sejak muda, ia sudah memfikirkan bagaimana kelak ia bisa istri dan anak – anaknya. Diantara bentuk persiapannya adalah belajar giat sehingga kelak bisa mendapat kerja yang mapan atau bisa berwirausaha sendiri.
Begitu pula hendaknya ia tidak melupakan istrinya untuk diajari agama. Sehingga sejak dini seorang pria sudah mulai membekali dirinya dengan ilmu agama yang cukup untuk dapat mendidik istri dan keluarganya.
Sehingga dari sini, seorang pria yang kurang memperhatikan agama dan urusan menafkahi istrinya patut dijauhi karena ia sebenarnya bukan pria idaman yang baik.
Mudah – mudahan tulisan ini bisa menjadi petunjuk bagi para wanita muslimah yang ingin memilih laki – laki yang pas untuk dirinya. Dan juga menjadi introspeksi diri bagi kaum pria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar