Minggu, 23 Desember 2012

Nasehat Para Ulama Tentang Tawadhu’



Al Hasan Al Bashri berkata, “Tahukah kalian apa itu Tawadhu’? Tawadhu’ adalah engkau keluar dari kediamanmu lantas engkau bertemu seorang muslim. Kemudian engkau merasa bahwa ia lebih mulia darimu.
Imam Asy Syafi’i berkata, “Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah menampakkan kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah menampakkan kemuliaannya.” (Syu’abul Iman, Al Baihaqi, 6:304)
Basyr bin Al Harits berkata, “Aku tidaklah pernah melihat orang kaya yang duduk di tengah-tengah orang fakir.” Yang bisa melakukan itu tentu yang memiliki sifat Tawadhu’.
Abdullah bin Al Mubarak berkata, “Puncak dari tawadhu’ adalah engkau meletakkan dirimu di bawah orang yang lebih rendah darimu dalam nikmat Allah, sampai-sampai engkau memberitahukannya bahwa engkau tidaklah semulia dirinya.” (Syu’abul Iman, Al Baihaqi, 6:298)
Sufyan bin ‘Uyainah berkata, “Siapa yang maksiatnya karena syahwat, maka taubat akan membebaskannya. Buktinya saja Nabi Adam a.s bermaksiat karena nafsu syahwatnya, lalu ia beristighfar, Allah pun mengampuninya. Namun, jika siapa yang maksiatnya karena sifat sombong , khawatirlah karena laknat Allah akan menimpanya. Ingatlah bahwa Iblis itu bermaksiat karena sombong(takabur), lantas Allah pun melaknatnya.”
Abu Bakar Ash Shidiq berkata, “Kami dapati kemuliaan itu datang dari sifat taqwa, qona’ah(merasa cukup) muncul karena yakin (pada apa yang ada si sisi Allah), dan kedudukan mulia di dapati dari sifat tawadhu’.”
‘Urwah bin Al Warid berkata, “Tawadhu’ adalah salah satu jalan menuju kemuliaan. Setiap nikmat pasti ada yang merasa iri kecuali pada sifat Tawadhu’.”
Yahya bin Ma’in berkata, “Aku tidaklah pernah melihat orang semisal Imam Achmad! Aku telah bersahabat dengan beliau selama 50 tahun, namun beliau sama sekali tidak pernah menyombongkan diri terhadap kebaikan yang dia miliki.”
Ziyad An Numari, berkata “Orang yang zuhud namun tidak memiliki sifat Tawadhu’ adalah seperti pohon yang tak berbuah.”
Ya Allah muliakan kami dengan sifat tawadhu’ dan jauhkanlah kami dari sifat sombong
“Allahummah-diinii li-ahsanil akhlaaqi, laa yahdin li-ahsaniha ila anta
(Ya Allah, tunjukilah padaku akhlaq yang baik. Tidak ada yang dapat menunjuki pada baiknya akhlaq tersebut kecuali Engkau” (H.R Muslim no. 771)

Sumber: buletin At Tauhid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar