Al Hasan Al
Bashri berkata, “Tahukah kalian apa itu Tawadhu’? Tawadhu’ adalah engkau keluar
dari kediamanmu lantas engkau bertemu seorang muslim. Kemudian engkau merasa
bahwa ia lebih mulia darimu.
Imam Asy
Syafi’i berkata, “Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak
pernah menampakkan kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang
tidak pernah menampakkan kemuliaannya.” (Syu’abul Iman, Al Baihaqi, 6:304)
Basyr bin Al
Harits berkata, “Aku tidaklah pernah melihat orang kaya yang duduk di
tengah-tengah orang fakir.” Yang bisa melakukan itu tentu yang memiliki sifat
Tawadhu’.
Abdullah bin
Al Mubarak berkata, “Puncak dari tawadhu’ adalah engkau meletakkan dirimu di
bawah orang yang lebih rendah darimu dalam nikmat Allah, sampai-sampai engkau
memberitahukannya bahwa engkau tidaklah semulia dirinya.” (Syu’abul Iman, Al
Baihaqi, 6:298)
Sufyan bin
‘Uyainah berkata, “Siapa yang maksiatnya karena syahwat, maka taubat akan
membebaskannya. Buktinya saja Nabi Adam a.s bermaksiat karena nafsu syahwatnya,
lalu ia beristighfar, Allah pun mengampuninya. Namun, jika siapa yang
maksiatnya karena sifat sombong , khawatirlah karena laknat Allah akan
menimpanya. Ingatlah bahwa Iblis itu bermaksiat karena sombong(takabur), lantas
Allah pun melaknatnya.”
Abu Bakar
Ash Shidiq berkata, “Kami dapati kemuliaan itu datang dari sifat taqwa,
qona’ah(merasa cukup) muncul karena yakin (pada apa yang ada si sisi Allah),
dan kedudukan mulia di dapati dari sifat tawadhu’.”
‘Urwah bin
Al Warid berkata, “Tawadhu’ adalah salah satu jalan menuju kemuliaan. Setiap
nikmat pasti ada yang merasa iri kecuali pada sifat Tawadhu’.”
Yahya bin
Ma’in berkata, “Aku tidaklah pernah melihat orang semisal Imam Achmad! Aku telah
bersahabat dengan beliau selama 50 tahun, namun beliau sama sekali tidak pernah
menyombongkan diri terhadap kebaikan yang dia miliki.”
Ziyad An
Numari, berkata “Orang yang zuhud namun tidak memiliki sifat Tawadhu’ adalah
seperti pohon yang tak berbuah.”
Ya Allah
muliakan kami dengan sifat tawadhu’ dan jauhkanlah kami dari sifat sombong
“Allahummah-diinii
li-ahsanil akhlaaqi, laa yahdin li-ahsaniha ila anta
(Ya Allah,
tunjukilah padaku akhlaq yang baik. Tidak ada yang dapat menunjuki pada baiknya
akhlaq tersebut kecuali Engkau” (H.R Muslim no. 771)
Sumber:
buletin At Tauhid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar